A.Pengertian Job Enrichment
Job Enrichment merupakan upaya untuk
memotivasi karyawan dengan memberi mereka kesempatan untuk menggunakan berbagai
kemampuan mereka. Ini adalah ide yang dikembangkan oleh psikolog Amerika. Job
enrichment adalah memberikan tugas dan tanggung jawab lebih besar pada karyawan
dan menambah pekerjaan dalam hal kualitas, atau kompleksitasnya. Misalnya,
seorang teknisi yang biasanya menangani mesin, kemudian ditugaskan untuk
menangani mesin baru yang lebih kompleks.
Job enrichment adalah teknik yang
secara perilaku berusaha membangun motivator psikologis sebagaimana digambarkan
dalam two-factor theory Herxberg.
B.Langkah-Langkah Job
Enrichment
Menurut Stphen P. Robbins (2003), sebagai salah satu faktor kunci dalam
design penggayaan pekerjaan (job enrichment) untuk membuat pekerjaan yang
ditawarkan lebih memuaskan, dengan mengurangi biaya perekrutan, meningkatkan retensi
staff yang berpengalaman dan memotivasi mereka untuk tampil di tingkat yang
tinggi yaitu sebagai berikut:
1. Menggabungkan Tugas
Gabungan berbagai bentuk aktivitas kerja
untuk memberikan yang lebih menantang dan kompleks pada tugas pekerjaan. Hal
ini memungkinkan pekerja untuk menggunakan berbagai macam keterampilan, variasi
tugas yang dapat membuat pekerjaan terasa lebih bermakna dan penting. Hal ini
meningkatkan keanekaragaman dan identitas tugas.
2. Menciptakan Unit Kerja Alami
Salah satu cara memperkaya pekerjaan
adalah melalui pembentukan unit kerja yang alami dimana pegawai mendapatkan
kepemilikan pekerjaan. Unit kerja berarti bahwa tugas pekerja dilakukan sama,
mengartikan dan mengidentifikasi seluruhnya. Kenaikan pekerjaan pada setiap
pekerja menunjukkan kemungkinan bahwa pekerja akan meninjau pekerjaannya yang
berarti dan penting yang tidak begitu relevan dan membosankan.
3. Menampilkan Hubungan Pelanggan
Pekerja sangat jarang kontak dengan
pengguna produk ataupun jasanya. Jika hubungan tersebut dapat dibangun,
komitmen kerja dan motivasi biasanya akan meningkat. Hal ini meningkatkan
keanekaragaman otonomi, dan umpan balik bagi karyawan.
4. Memperluas Pekerjaan Vertikal
Ketika kesenjangan (gap) antara
“melakukan” dan “mengontrol” dikurangi “vertical loading” terjadi, khususnya
tanggung jawab yang sebelumnya merupakan tanggung jawab manajemen sekarang
didelegasikan kepada pegawai sebagai bagian dari pekerjaan mereka. Ketika
pekerjaan dibebani secara vertikal, otonomi naik, pekerja merasa tanggung jawab
personal dan akuntabilitas untuk outcomes/dampak dari usaha mereka.
5. Membuka Saluran Feedback
Dengan meningkatkan umpan balik, pekerja
tidak hanya belajar bagaimana sebaiknya mereka menyamakan pekerjaannya, tetapi
hanya dengan memeperbaiki kinerja mereka, memperburuk atau mengulang pada
tingkat yang tetap. Idealnya umpan balik ini menyangkut kinerja yang dapat diterima
langsung seperti pekerja melakukan pekerjaannya dan perlu kebiasaan dasar
manajemen.
C.Pertimbangan Melakukan Job Enrichment
Ada lima dimensi inti dari sebuah pekerjaan yang mempengaruhi job
enrichment biasanya memberikan kontribusi kepada orang-orang yang menikmati
pekerjaan menurut Greenberg dan Baron:
1. Skill Variety
Meningkatkan jumlah individu keterampilan yang digunakan ketika melakukan
pekerjaan.
2. Task Identity
Mengaktifkan orang untuk melakukan pekerjaan dari awal sampai akhir.
3. Task Significance
Memberikan pekerjaan yang memiliki dampak langsung terhadap organisasi atau
para stakeholder.
4. Autonomy
Meningkatkan tingkat pengambilan keputusan, dan kebebasan untuk memilih
bagaimana dan ketika pekerjaan selesai.
5. Feedback
Meningkatkan jumlah pengakuan untuk melakukan pekerjaan dengan baik,danmengkomunikasikan
hasil karya orang.
Daftar Pustaka :
Daftar Pustaka: Robbins, Stephen. P. (2006). Perilaku organisasi,
edisi Bahasa Indonesia. Klaten: PT INT AN SEJATI.
Marihot, Manullanh M.M., M.Sc, Drs. 2004. Manajemen Personalia.
Yogyakarta : Gajah Mada UniversityPress
Wijayanto, D. (2012). Psikologi manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.