Kepuasan Kerja
Menurut Para Tokoh
Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 2002) yang disebut
kepuasan kerja ialah perasaan seseorang terhadap pekerjaanya.
Menurut Hoppeck (dalam Anoraga, 2001) kepuasan kerja
merupakan penilaian dari karyawan mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara
keseluruhan memuaskan kebutuhannya.
Tiffin (dalam Anoraga, 2001) menjelaskan tentang definisi
kepuasan kerja sebagai suatu hal yang berhubungan dengan sikap dari karyawan
terhadap pekerjaan itu sendiri. Situasi kerja, kerja sama antara pimpinan dan
sesama karyawan.
Menurut Blum (dalam Anoraga, 2001) dikemukakan bahwa
kepuasan kerja adalah sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap
khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial
di luar kerja.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan kepuasan kerja merupakan perasaan yang menyangkut individu atau
karyawan terhadap pekerjaannya, apakah memuaskan kebutuhannya atau tidak
.
Teori-teori kepuasan kerja.menurut Wexley & Yukl (1977)
teori-teori tentang kepuasan kerja ada tiga macam yaitu :
a. Discrepancy theory Teori ini mengukur kepuasan kerja
seseorang dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan
yang dirasakan.
b. Equity theory Prinsip dari eori ini adalah bahwa orang
akan merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak atas suatu situasi. Perasaan
equity dan inequity atas suatu situasi. Ada tiga elemen dari teori equity yaitu
:
1) Input adalah segala sesuatu
yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai sumbanganterhadap pekerjaan.
2) Out comes adalah segala
sesuatu yang berharga, yang dirasakan karyawan sebagai “hasil” dari
pekerjaannya.
3) Comparison person adalah
kepada orang lain dengan siapa karyawan membandingkan rasio input-out comes yang dimiliknya.
c. Two factor theory Menurut Herzberg (dalam Munandar, 2001)
teori kepuasan kerja yang ia namakan teori dua faktor terdiri dari faktor
hygiene dan faktor motivator.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja Beberapa ahli
berpendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.
Faktor–faktor kepuasan kerja menurut Greenberg & Baron
(1995) ada 2 faktor yaitu:
a. Faktor-faktor
organisasional
1) Sistem penggajian
2) Kualitas dari supervisi
3). Desentralisasi kekuasaan
4). Tingkat kerja dan dorongan
sosial
5). Kondisi kerja yang
menyenangkan
b. Faktor Personal
1). Variabel kepribadian
2). Status dan senioritas
3). Pekerjaan yang sesuai dengan
minat
4). Kepuasan hidup Selanjutnya
Robbins (1996) menjelaskan lagi beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja diantaranya :
a. Tantangan kerja
b. Sistem gaji yang adil
c. Kondisi kerja yang mendukung
d. Rekan kerja yang mendukung
Contohnya
:
Kepuasan
kerja karyawan RS Raden Mattaher Jambi sangat dipengaruhi oleh insentif yang
mereka terima. Sementara berkaitan dengan pembagian kerja, tidak ada hubungan
secara langsung dengan kepuasan karyawan. Puas atau tidaknya karyawan lebih
berkaitan dengan beban kerja yang tidak merata antara satu karyawan dengan
karyawan yang lain. terlebih lagi dengan insentif yang sangat kecil yang mereka
terima.
Kesenangan
terhadap pekerjaan ini mendorong sebagian besar karyawan untuk mendapatkan
capaian karir yang lebih tinggi. Moral kerja karyawan semakin naik dengan
semangat yang mereka miliki tersebut. Sehingga bagi sebagian besar karyawan,
mereka menyatakan bahwa pekerjaan yang mereka geluti selama ini tetap mampu
membuat mereka berkembang dan mengaktualisasikan diri. Hal tersebut terlihat
dengan adanya motivasi dari karyawan Rumah Sakit untuk mendapatkan pendidikan
dan training-training untuk meningkatkan kapasitas mereka. Menurut karyawan RS
Raden Mattaher, mereka merasa bahwa pekerjaan yang mereka lakukan selama ini
telah sesuai dengan kemampuan mereka. Sehingga bagi mereka penempatan dan
posisi mereka dalam bekerja menjadi hal penting yang menentukan apakah mereka
puas terhadap kerja yang mereka lakukan selama ini. Walaupun menurut mereka
pekerjaan yang mereka lakukan sesuai dengan kemampuan mereka, mereka tetap
merasa lebih berkembang.
4 Magister Kebijakan dan
Manajemen Pelayanan Kesehatan Kepuasan kerja karyawan RS Mattaher dipengaruhi
oleh penempatan mereka pada posisi yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Walaupun karyawan melakukan pekerjaan sesuai dengan tupoksinya tetapi mereka
tidak merasa keberatan.
Kepuasan kerja merupakan
suatu perasaan yang menyenangkan yang timbul sebagai akibat dari persepsi
karyawan, yaitu bahwa dengan menyelesaikan tugas atau dengan berusaha untuk
menyelesaikan pekerjaan memiliki nilai yang penting dalam pekerjaan tersebut.
Kepuasan kerja merupakan hasil penilaian yang mendasar pada aspek respon emosional terhadap faktor-faktor pekerjaan, aspek persepsi individu terhadap apa yang mereka kerjakan sebagai suatu hal yang penting dan persepsi terhadap seberapa baik hasil yang dirasakan.
Kepuasan kerja merupakan hasil penilaian yang mendasar pada aspek respon emosional terhadap faktor-faktor pekerjaan, aspek persepsi individu terhadap apa yang mereka kerjakan sebagai suatu hal yang penting dan persepsi terhadap seberapa baik hasil yang dirasakan.