Rabu, 22 Maret 2017

contoh kasusu tentang PERSON CENTERED THERAPY (ROGERS)



Contoh kasus

Ada seorang mahasiswi mengira bahwa dia adalah seorang mahasiswa yang pandal dalam bersosialisasi atau bergaul dengan teman sebayanya, tetapi dia mulai sadar akan tingkah lakunya yang berlawanan dengan fikirannya, karena ternyata dia tidak panadai bersosialisasi dengan baik dan menyebebabkan dirinya tidak memiliki teman sama sekali. Pengalaman yang nyata ini menunjuk pada suatu pertentangan dalam dirinya. Tapi jika dirinya mulai menyadari kesenjangan dan mengakui hal yang bertentangan terhadap dirinya dan menghadapi keadaan dirinya sebagaimana adanya. Kesadaran yang masih samar-samar akan kesenjangan itu akan membawa perasaan kurang tenang dan cemas serta mengangap dirinya sebagai orang yang tidak pantas. Mahasiswa ini siap untuk menerima layanan konseling dan menjalani proses konseling untuk menutup jurang pemisah antara dua kutub di dalam dirinya sendiri, serta akhirnya menemukan dirinya kembali sebagai orang yang pantas.

Teknik – teknik terapinya

1. Konselor menciptakan suasana komunikasi antar pribadi yang merealisasikan segala kondisi. Disini konselor harus biasa membuat suasana pembicaraan dengan klien yang bias membuat arah pembicaraan menjadi terealisasikan atau terpenuhi maksud akan pembicaraan tentnag masalahnya.
2. Konselor menjadi seorang pendengar yang sabar dan peka serta dapat meyakinkan klien bahwa dia diterima dan dipahami, Disini konselor bertujuan untuk menggali masalah tentang mahasiwa itu kenpa biasa terjadi kemudian  mendengarkan semua curahan hatinya dan harus dengan peka terhadap setiap kata apa yang dia sampaikan agar dia merasa bahwa dia didengar dengan baik dan merasa diterima dan dipahami. Maka klien akan merasa bahwa dia tidak sendiri dan masih ada orang yang mau mendengarkan dirinya dan membuat dia akan berterus terang tenntang masalahnya.

3. Konselor memungkinkan klien untuk mengungkapkan seluruh perasaannya secara jujur, lebih memahami diri sendiri, dan mengembangkan suatu tujuan perubahan dalam diri sendiri dan perilakunya. Disini setah teknik kedua diberikan klien akaan mengungkapkan masalahnya kemudian didorong agar lebih memahami dirinya sendiri dan berusaha bahwa dirinya bias merubah perilakunya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar